di telepon genggamku yang lama foto kita tercipta. saat itu senyuman adalah isyarat untuk kita bertemu kembali. kupandangi terus foto itu, karena di dalamnya aku pernah menjadi orang yang kau sebut sebagai kesayangan. jika senyuman adalah isyarat untuk bertemu kembali, maka izinkan aku menaruh tubuh tanpa jiwa ini di sebelahmu.

tentu saja aku ingat denganmu kekasih september adalah prolog kita di dalamnya terbentang jalan yang berkelok-kelok tiap-tiap langkah tersendat bagai melewati via dolorosa untungnya kita sampai dan diberkati oleh matius dan sekarang hampir tiba pada epilog kita satu per satu tubuh akan lepas dari pelukan namun kata-kata tetap terawat sampai ke liang lahat.